Selasa, 05 Januari 2016

Motor Induksi 3 Fasa


OPERASIONAL MOTOR INDUKSI 3 FASA

A.    Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa merupakan suatu alat atau pesawat yang dapat mengubah energi listrik AC tiga fasa menjadi energi mekanik.  Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi akibat adanya fluks magnet yang terinduksi ke batang rotor sangkar maka timbul GGL induksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasilkan arus stator.    
Motor induksi tiga fasa sangat banyak digunakan dalam industri atau dalam penggunaannya. Hampir 80% konversi energi yang ada didunia ini dilakukan oleh motor induksi tiga fasa.
Ada beberapa keuntungan dan kerungian dalam pemakaian motor induksi tiga fasa rotor sangkar yaitu:
1.      Keuntungan pada motor induksi yaitu:
·         Sruktur sederhana dan memiliki konstruksi yang kokoh.
·         Pengaturan start yang sederhana.
·         Mudah dioperasikan.
·         Perawatanya sederhana.
·         Mudah diperbaiki.
2.      Kerugian pada motor induksi yaitu:
·        
9
 
Memiliki torsi yang rendah.
·         Kecepatan yang menurun seiring bertambah beban.
·         Dibutuhkan peralatan tambahan untuk mengatur kecepatan motor yang harganya mungkin lebih mahal dari motor itu sendiri, misalnya gear box.
Prinsip kerja motor induksi yaitu:
  1. Apabila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka akan timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120f/p.
  2. Medan putar stator tersebut akan melalui batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor akan timbul GGL induksi.
  3. Karena batang penghantar rotor merupakan rangkaian tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I).
  4.  Adanya arus (I) didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (f) pada rotor.
  5. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (f) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
  6. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator, artinya agar GGL induksi itu timbul, diperlukan adanya perbedaan relative antara kecepatan medan putar (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
  7. Perbedaan kecepatan itu dikatakan dengan slip (S) dan dinyatakan dengan:
S =(ns - nr)/ns  x 100%
8.      Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
9.      Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga motor tak serempak atau asinkron.

B. Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar
1.      Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar
1.1.   Stator
Stator merupakan bagian yang tidak berputar dari motor. Pada prinsipnya stator  pada motor induksi sama dengan stator pada generator, stator dibuat sedemikian rupa yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat kumparan. Gulungan stator adalah gulungan tiga fasa dan dengan mengatur gulungan ini dapat menentukan jumlah kutub, dan menentukan kecepatan sinkron seperti pada gambar 2.1 berikut.



                 
                Gambar. 2.1  Stator

1.1.1. Belitan Stator
Motor induksi tiga fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan pada industri. Motor induksi tiga fasa mempunyai tiga belitan pada statornya sehingga ujung-ujung belitannya pada terminal ada enam. Pada gambar 2.2 berikut digambarkan belitan stator.
Gambar 2.2  Notasi Belitan Stator
Untuk menjalankan motor tiga fasa belitan stator motor dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau segitiga (Δ). Untuk motor dengan daya yang kecil biasanya hanya dihubungkan bintang, sedangkan motor yang besar(> 5 Pk) dihubungkan bintang segitiga (hubungan Y untuk start dan hubungan segitiga untuk running dengan alasan untuk memperkecil arus start). Selain itu dengan rangkaian ini motor dapat dibalik arah putaran rotornya dengan hanya menukar salah satu fasa saja. Hubungan Y dan Δ dari belitan stator motor dapat dilihat seperti gambar 2.3 dibawah.




(a)                                                              (b)
Gambar 2.3  (a) Hubungan bintang (Y)  (b) Hubungan Segitiga (Δ)


1.2.   Rotor
Rotor bagian yang berputar dari motor. Pada motor terdapat kawat tembaga atau aluminium. Hampir 90 % kumparan rotor dari motor induksi menggunakan jenis rotor sangkar, karena rotor sangkar bentuk kumparannya sederhana dan tahan terhadap goncangan. Rotor pada motor induksi terdiri dari dua jenis yaitu:
1.2.1.Rotor sangkar
Rotor jenis ini mempunyai rotor dengan batang penghantar yang terdiri dari beberapa konduktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga harganya murah. Rotor sangkar ini terdiri dari inti rotor berbentuk silinder terlaminasi dengan slot-slot dalam inti secara berlapis-lapis. Dan sebagai tempat konduktor merupakan batagan aluminium. Dan jenis rotor yang digunakan pada mesin mixer adalah rotor sangkar yang dijaskan pada gambar 2.4 berikut.







Gambar 2.4 Rotor Sangkar dan Rangkaian Motor rotor sangkar
1.2.2.Rotor Belitan
Rotor jenis ini tersedia untuk tiga fasa, dimana belitan pada rotor sama seperti kumparan pada stator. Jumlah kutub pada kumparan rotor sama dengan jumlah kutub pada kumparan stator seperti pada gambar 2.5 dibawah.
Gambar 2.5. Rotor Lilit

C.    Sistem Pengontrolan
1.    Thermal Overload Relay (TOR)
TOR merupakan relay untuk mengamankan rangkaian motor terhadap gangguan beban lebih. Alat ini biasanya digandeng dengan kontaktor. Beban lebih atau arus lebih yang mengalir ke motor dapat menyebabkan motor menjadi panas, bahkan motor akan terbakar. Beban lebih dapat diakibatkan diantaranya karena:
·         Terlalu besar beban mekanik dari kemampuan motor.
·         Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak.
·         Terjadinya hubung singkat pada lilitan motor.
·         Terputusnya salah satu phase darimotor tiga fase.
TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor). Gunanya untuk mengamankan motor atau memberi perlindungan kepada motor dari kerusakan yang diakibatkan oleh beban lebih.
Relay ini mempunyai kontak-kontak bantu NO (Normally Open) dan NC (Normally Close). Kontak Bantu NC digunakan sebagai pengontrol operasi kontaktor, dan kotak bantu NC digunakan untuk mengoperasikan lampu indicator yang menandakan gangguan pada motor.
Gambar 2.6  Thermis Overload Relay

1. Prinsip Kerja TOR
Pada TOR terdapat bimetal, yaitu dua logam yang mempunyai titik muai yang berbeda. Prinsip kerja TOR berdasarkan panas (termal) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Jika arus yang mengalir ke motor melebihi harga nominalnya maka bimetal akan panas dan melengkung sehingga akan menggerakkan saklar/titik kontak/pengungkit yang ada pada TOR itu sendiri yang menyebabkan rangkaian terputus. TOR dapat direset secara manual setelah bimetal dingin kembali.
Pada saat motor mengalami gangguan bebanlebih, maka kontak bantu NC pengaman ini akan memutuskan supplai daya ke kontaktor yang mengoperasikan motor tersebut, sehingga motor akan bekerja dan terhindar dari kerusakan akibat gangguan tersebut.
2. Struktur dan Symbol TOR
                        TOR mempunyai tiga buah plat bimetal yang dililit oleh kawat pemanas yang dihubungkan sesuai dengan phasa R, S, T. Struktur dengan simbol dari TOR dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah.

Gambar 2.7  Kerja dari TOR
  1. Kontaktor
Kontaktor adalah saklar yang bekerja berdasarkan kemangnetan. Artinya saklar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan. Magnet listrik berfungsi sebagai penarik kontak-kontak hubung pada saat kumparan dialiri atau tidak dialiri arus listrik. Sebuah kontaktor harus tahan dan mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal adalah arus yang mengaklir selama pemutusan tidak terjadi.
Magnetik Kontaktor adalah switch magnetik yang serupa dengan relay magnet dalam prinsip kerjanya dan biasanya digunakan untuk rangkaian control yang menggunakan tegangan dan arus yang cukup besar dibandingkan relay. NEMA mendefinisikan magnetic kontaktor sebagai saklar yang digerakkan secara magnetis untuk menyambung atau membuka berulang-ulang rangkaian daya listrik (F. Petruzella 2001: 405).
            Sebuah kontaktor, kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus
searah (DC) atau untuk arus bolak-balik (AC). Kontaktor arus AC ini pada inti magnetnya dapat dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjanga arus kemagnetan agar kontiniu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang cincin magnet. Bila kontaktor untuk arus searah (DC) digunakan untuk arus bolak-balik (AC) maka kemagnetannya akan hilang dan timbul setiap saat mengikuti bentuk gelombang arus AC. Jika frekuensi arus AC 50 Hertz berarti dalam satu detik akan timbul 50 gelombang. Dan satu periode  akan memakan waktu 1/50 = 0.02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.
Karena itu untuk mengisi kehilangan arus maka belitan hubung singkat yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat diperthankan secara terus menerus. Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada arus DC maka pada kunparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga kumparan menjadi panas. Sebaliknya bila kontaktor magnet untuk arus AC maka kontaktor itu akan bergetar yang disebakan oleh kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang setiap detik 100 kali. Kontaktor akan bekerja normal apabila tegangannya mencapai 85% dari tegangan kerja, bila tegangannya turun maka kontaktor akan bergetar.
Tegangan yang digunakan oleh magnet kontaktor adalah tegangan satu phasa (220 V) dan tegangan tiga phasa (380 V). Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 2.8 dibawah.
Gambar 2.8  Magnetik Kontaktor
            Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normalli Open =NO) dan kontak normally menutup  (Normalli Closed = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti pada saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kedudukannya akan membuka. Jadi fungsi kontaktor NO dan NC Berlawanan, kontak NO dan NC bekerja dan membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.
            Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak Bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk pesawat pemakai listrik, misalnya motor listrik. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu, yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet.
a.   Struktur dan prinsip kerja kontaktor
            Struktur kontaktor magnet seperti terlihat pada gambar dibawah. Hal yang berbeda dari rele magnet adalah bagian kontak utama (main contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact) adalah untuk kapasitas arus yang besar yang dapat men-switch rangkaian utama supaya berdiri sendiri seperti pada gambar 2.9 dibawah.




Gambar 2.9  Struktur dari Magnetik kontaktor
            Cara kerja kontaktor magnet adalah dengan gaya magnetisasi dari kontak diam/fixed core (rangsangan kumparan magnet kontaktor) bila arus input dialirkan kedalam coil (arus dialirkan dengan adanya tegangan listrik).
            Selanjutnya kontak gerak pada gambar 2.10 bergerak bersama dengan inti gerak (mobile core) yang mengakibatkan kontak diam (fixed contact) menjadi ON. Bila arus yang mengalir ke coil di putus, gaya magnet akan hilang dan mengakibatkan inti gerak dan kontak gerak kembali ke posisi semula akibat pengaruh dorongan pegas dan akibatnya kontak diam (fixed contact) menjadi OFF kembali. Struktur dari magnetik kontaktor digambarkan pada gambar 2.10 dibawah.

Gambar 2.10  Struktur dari magnetic kontaktor
b.   Simbol dan cara kerja magnetic kontaktor
            Gambar simbol suatu kontaktor magnet juga dinyatakan secara terpisah ke dalam kumparan dan kontaknya. Gambar simbol kumparan sama dengan pada rele magnet, tetapi kontak bantu diberikan berlainan dengan kontak utamanya (kontak utama untuk kapasitas besar, kontak bantu untuk rangkaian control). Berikut gambar 2.11 dibawah ini memperlihatkan kondisi kerja kontak dan coilnya.
Gambar 2.11 Simbol dan kerja magnetic Kontaktor
            Keuntungan penggunaan magnetik kontaktor sebagai pengganti peralatan control yang dioperasikan secara manual meliputi:
1.      Pada penanganan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu alat itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya bila dengan kontaktor yang akan menangani arus yang besar atau tegangan tinggi, dan alat manual yang harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
2.      Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator dan interlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
3.      Pengoperasian yang berulang-ulang dalam satu jam dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha.
4.      Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan ala pilot yang sangat peka,
5.      Tegangan yang tinggi dapat diatasi dengan kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan/keamanan instalasi.
6.      Dengan kontaktor peralatan control dapat dipasang pada tempat yang jauh.
Dengan kontaktor, control otomatis dan semiotomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti control logika yang dapat diprogram seperti PLC. 

  1. Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Konstruksi Mini Circuit Breaker (MCB) digambarkan pada gambar 2.12 dibawah.





                                   

                                   
                        Gambar 2.12  Konstruksi Mini Circuit Breaker (MCB)        
            Keterangan gambar.
            1.Batang bimetal                                 2. Batang penekan
3. Tuas pemutus kontak                      4. Lengan kontak yang bergerak
5. Pegas (per) penarik kontak              6. Trip koil
     7.  Batang pendorong                          8. Batang penarik kontak
     9.  Kontak tetap                                   10. Kisi penahan busur
    11. Plat penahan dan busur api
              Prinsip kerja dari MCB dibuat sedemikian rupa agar dapat bekerja untuk memutuskan gangguan yang terjadi pada instalasi listrik dengan kemampuan tinggi secara otomatis. MCB bekerja saat terjadi gangguan arus lebih dengan dua cara, yaitu:
1. Operasi thermal
              Operasi pemutus oleh MCB karena gangguan beban lebih. Operasi thermal ini bekerja karena adanya efek panas yang terjadi pada batang bimetal (1) akibat arus beban yang melebihi rating arus nominal MCB yang terjadi pada rangkaian instalasi maupun peralatan listrik. Panas yang timbul ini akan mengakaibatkan batang bimetal melengkung dan akan mendorong batang penekan (2) untuk menekan tuas pemutus kontak (3) sehingga mekanisme pengunci kontak akan mengendor dan bersamaan dengan itu (5) pegas penarik kontak akan menarik lengan kontak yang bergerak (4) menjahui kontap tetap (9) dengan demikiangangguan arus lebih tersebut dapat diatasi.
2. Operasi Magnetik
Operasi pemutusan oleh MCB karena gangguan arus hubung singkat. Jika pada suatu rangkaian instalasi listrik terjadi hubung singkat maka pada rangkaian akan mengalir arus yang cukup besar yang menimbulkan fluksi yang cukup besar pada trip koil (6) sehingga batang inti dari koil tersebut akan bergerak ke depan atau batang pendorong (7) akan mendorong batang penekan (2) dan bersaman dengan itu batang inti bagian belakang atau batang penarik kontak (8) akan menarik lengan konytak yang bergerk agar segara menjahui kontak tetap (9) dan dalam waktu yang sama pula batang penekan  akan menekan (3) tuas pemutus kontak. Untuk selanjutnya sama dengan operasional thermal, hanya disini saat kontak membuka akan timbul semburan busur api yang cukup besar, dimana semburan api tersebut langsung dimatikan ke sisi pemadam (11), karena kisi-kisi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga busur api yang menyembur tersebut langsung dipisah-pisahkan menjadi bagian kecil pada masing-masing kisi, sehingga pemadaman dapat dilakukan dengan cepat, dengan cara itu rangkaian instalai yang terhubung singkat dapat diamankan.

D. Metode Starting (pengasutan) Motor
Pada saat start motor induksi tiga fasa membutuhkan arus awal  sebesar 5 sampai 7 kali dari arus kerja atau jalannya. Untuk motor berdaya kecil tidak menjadi masalah namun sebaliknya sangat bermasalah dengan motor berkapasitas besar. Oleh karena itu digunakan suatu metode agar pada saat start,  motor  menggunakan arus awal yang kecil. Ada beberapa metode starting yaitu:
1.      Direct On Line (DOL)
Yaitu dengan menghubungkan secara langsung lilitan fasa stator motor dengan tegangan sumber. Dengan metode ini tidak ada pengurangan arus start (mula), metode ini hanya digunakan untuk motor-motor  kecil yang berdaya kurang dari 5 KW dan digunakan oleh motor induksi dengan rotor sangkar digambarkan pada gambar 2.13












Gambar 2.13.  Pengasutan Motor tiga fasa dengan  DOL

2.      Stator Resistance Starter
Prinsip kerja dari metode ini yaitu dengan memberikan tahanan yang dapat diatur pada stator, sehingga dapat menurunkan tegangan yang masuk pada stator, dengan berkurangnya tegangan masuk maka arus start juga akan berkurang. Setelah motor bekerja normal maka tahanan akan diperkecil / dihilangkan. Metode ini hanya digunakan pada motor induksi rotor sangkar seperti pada gambar 2.14 berikut.




Gambar 2.14  Pengasutan motor tiga fasa dengan stator resistance starter


3.      Star delta starter
Aplikasi-aplikasi industri umumnya banyak digunakan metode ini yaitu pengasutan motor dengan hubungan bintang dan segi tiga. Umumnya motor menggunakan hubungan segi tiga dalam kerja normal karena kemampuan dalam menangani beban-beban yang lebih dibandingan hubungan bintang, namun hubungan bintang memiliki arus sepertiga dari nilai yang dimiliki jika dihubungkan kebeban yang sama dengan hubungan segi tiga. Oleh karena itu untuk start digunakan hubungan bintang dan saat normal dihubungkan segi tiga. Metode ini dapat digunakan motor induksi baik dengan rotor sangkar maupun rotor lilit digambarkan pada gambar 2.15 berikut.








Gambar 2.15  Pengasutan motor tiga fasa dengan star delta
            MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN
      Pada tahapan berikut ini kita dihapkan pada tahapan menganalisa dan memperbaiki kerusakan mesin pendingin yang lazim disebut dengan kulkas atau freezer. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi, terlebih dahulu anda harus tahu keadaan mesin pendingin tersebut. Yakni cacat yang terjadi, kemudian baru menganalisa keruskan tersebut dan selanjutnya baru dialaksanakan pemeriksaan. Adapun kerusakan yang biasa terjadi antara lain sebagai berikut.
1. Mesin kulkas tidak bekerja
    Mesin kulkas ada yang mengalami kerusakan sehingga tidak bias bekerja sama sekali meskipun socket sudah terhubung ke sumber (PLN). Motor tidak terdengar bergerak, kompresorpun demikian. Umumnya jika hal ini terjadi bias disebabkan oleh:
a. Mungkin ada kabel jeck yang putus, maka langkah yang harus dilakukan adalah
‐ Memeriksa sambungan kabel dan jeck, biasanya gangguan ada di daerah ini dengan putusnya kabel
‐ Periksa seluruh permukaan kabel mulai dari jeck sampai ke mesin pendingin
‐ Periksa pula sambungan yang menuju atau yang menempel pada motor (dinamo). Mungkin pada tap‐tapnya terlepas
b. Mungkin overload terbuka
    Apabila gangguan terjadi tegangan menjadi turun bahkan hilang sama sekali, maka lakukanlah hal berikut;
‐ Periksa sumber tegangan
‐ Ukurlah tegangan yang masuk apakah sesuai dengan kebutuhan mesin pendingin
‐ Carilah lokasi yang menyebabkan tegangan arus listrik menjadi turun
c. Mungkin starting pada kapasitor terbuka, hal yang perlu dilakukan adalah;
‐ Periksalah kapasitornya
‐ Jika ternyata sudah aus, maka ganti dengan yang baru.
d. Mungkin kontak pada relay terus terbuka sehingga arus tidak terhubung yang menyebabkan motor tidak mendapatkan tenaga dan tetap mati. Langkah yang harus dilakukan adalah;
‐ Periksa kabel‐kabel pada relay yang bersangkutan
‐ Periksa plat‐plat apakah masih berfungsi
‐ Periksa system penyetelan, apakah normal.
e. Open circuit pada starting winding tidak jalan sama sekali. Tindakan yang harus dilakukan adalah;
‐ Periksalah bagian ini untuk memastikan dugaan anda
‐ Jika memang terdapat gangguan maka diperlukan perbaikan dengan cara pengaturan yang sesuai dengan petunjuk kerja.

2. Kompresor tidak bias start dan mendengung
    Apabila anda menjumpai gangguan pada kulkas yang demikian, kemungkinan bias disebabkan oleh hal berikut.
a. Adanya perawatan dan pemakaian yang salah 
Hal‐hal yang haus diperhatikan adalah;
‐ Periksalah socket (jeck) yang berhubungan dengan stop kontak PLN, apakah ada kabel yang terlepas di dalamnya.
‐ Periksa bagian kabel penghubung arus, mungkin ada yang terputus atau tidak stabil dalam penyambungannya.
‐ Periksa bagian tap‐tap penghubung ke kabel listrik, mungkin ada yang menempel kurang sempurna.
b. Adanya penurunan arus dan tegangan listrik yang masuk ke mesin motor (dinamo). Langkah‐langkah yang bias dilakukan adalah
‐ Periksa pada bagian sumber tegangan
‐ Periksa tap penghubung yang tidak terpasang sempurna
‐ Ukur tegangan apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
c. Adanya kapasitor starting yang terbuka, langkah‐langkah yang bias dilakukan adalah sebagai berikut;
‐ Periksalah apakah kapasitor starting sudah benar‐benar aus, jika benar sudah aus sebaiknya jangan diperbaiki karena hal ini akan terulang lagi tetapi gantilah dengan yang baru dengan kapasitas yang sama.
d. Adanya relay kontak yang terus terbuka. Jika system kerja tidak normal bias memberikan arus yang kecil bahkan hilang sama sekali. Hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut;
‐ Periksalah, mungkin posisi kontak tidak normal, jika memang demikian maka perlu dilakukan pengaturan sesuai dengan petunjuk yang ada.
e. Adanya open circuit pada starting winding. Langkah‐langkah pemeriksaanya adalah;
‐ Periksa tap‐tap pada kontak yang berhubungan dengan mesin kompresor
‐ Seandainya ada yang terlepas dan bias diperbaiki hendaknya dilakukan perbaikan dan jika tidak memungkinkan diperbaiki maka gantilah denganyang beru
f. Lilitan (spoel) korseleting dengan body, langkah‐langkah yang perlu dilakukan dalah sebagai berikut;
‐ Periksalah apakah memang ada konsleting dengan menggunakan multimeter (Ohm meter)
‐ Periksa kontak‐kontak ujung atau tap‐tap spoel 
Perbaiki dengan benar agar tidak terjadi lagi konsleting, biasanya jika terjadi konsleting pada bagian ini maka zeekering akan putus.
g. Adanya tekanan kompresor yang naik melebihi batas, langkah‐langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut;
‐ periksa filter atau saringan pada daerah dekat katup, kemungkinan kotor karena tersumbat.
‐ Periksa discharge line, kemungkinan tersumbat, jika bias dibersihkan saja atau diganti dengan yang baru.
h. Adanya kompresor yang macet, tindakan yang diperlukan adalah sebgaai berikut;
‐ Periksalah kompresor, buka dengan hati‐hati, mungkin minyak pelumasnya berkurang atau habis sehingga silinder mengembang dan piston macet
‐ Berilah minyak pelumas sesuai dengan petunjuk yang berlaku dan periksalah silinder maupun ring pistonya.
i. Adanya kerusakan pada kapasitor starting

3. Kompresor bias start tapi starting winding tidak lepas
    Jika mesin bekerja bormal maka starting winding akan melepas maka kala kompresor start. Jika gangguan ini terjadi, kemungkinan penyebabnya adalah;
a. Mungkin ada arus listrik dari sumbernya turun, langkah yang perlu dilakukan adalah;
‐ Periksa penghantar listrik, mulai dari stop kontak, kabel‐kabel barang kali ada yang tidak beres. Jika tegangan turun, hendaknya anda mengambil tindakan untuk menaikkanya lagi sehingga kebutuhan kerja mesin terpenuhi.
b. Mungkin ada rangkaian listrik yang salah (tidak beres)
c. Mungkin adanya bagian relay kontak yang rusak, langkah‐langkah yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah;
‐ periksa hubungan arus pada relay menggunakan multimeter
‐ periksa, kemungkinan ada bagian‐bagian yang kurang normal. Perlu diperbaiki sesuai dengan pedoman.
‐ Jika memang relay rusak dan tidak bias diperbaiki maka sebaiknya ganti dengan yang baru.
d. Adanya kapasitas yang lemah. Periksa kapasitor, jika terjadi kerusakan maka sebaiknya diganti
e. Adanya tekanan tinggi dibagian pipa bertekanan tinggi (dari katub tekan pipa discharge line sampai pada pipa kondensor).

Pada tekanan tinggi yang melampaui batas kemungkinan pula adanya gangguan pada kompresor, misalnya putaran kompresor yang tidak lancer. Maka langkah yang perlu dilakukan adalah;
‐ Periksa kompresor, piston, dan ringnya
‐ Periksa minyak pelumas barangkali berkurang
‐ Periksa katub penghisap dan katub tekannya
‐ Periksa kerja dynamo dan segala yang berhubungan dengannya.

4. Overload membuka, kompresor bias start atau berkerja
    Apabila over load membuka atau menutup namun kompresor tetap bekerja, maka hal ini terdapat gangguan yang perlu dilakukan pemeriksaan. Bagian‐bagian yang diduga terdapat gangguan adalah;
a. Mungkin tegangan turun
b. Arus yang melewati overload melebihi batas normal
Jika arus terlalu besar ketika melewati over load, dengan demikian kompresor akan terus bekerja sehingga mesin menjadi rusak dan sinamo menjadi aus. Hal hal yang perlu dilakukan adalah;
‐ Periksa pada bagian fan, mungkin pemasangannya tidak tepat dengan overload, kemudian periksa lagi apakah ada bagian yang konsleting.
c. Pada bagian tekanan rendah terjadi kompresi (tekanan yang tinggi)
d. Keadaan over load sudah aus atau lemah, langkah yang bias dilakukan adalah;
‐ Periksa overloadnya
‐ Periksa arusnya apakah normal
‐ Jika overload lemah maka gantilah dengan yang baru.
e. Running kapasitor aus atau rusak, jika rusak ganti dengan yang baru
f. Bagian stator yang konsleting dengan bodynya, periksalah dengan menggunakan multimeter, jika terjadi keruskaan maka harus diperbaiki atau diganti
g. Gerakan kompresi pada piston kompresor melemah
h. Katub tekan pada discharge line bocor. Ini akan menyebabkan overload terus menutup dan tidak bias bergerak secara otomatis. Bila tekanan kurang dari keadaan sesungguhnya, katub kompresor perlu diganti dengan yang baru.
i. Pendingin pada dynamo tidak mampu.

5. Starting kapasitor terbakar
    Starting kapasitor berfungsi untuk memperkuat motor pada saat mulai hidup. Jika kapasitor terbakar atau konsleting maka ia akan terbakar. Gangguan tersebut dimungkinkan karena sebab‐sebab sebagai berikut.
a. Terlalu sering start pada dynamo.
Keadaan seperti ini akan menambah beban bagi starting kapasitornya, sebab dengan seringnya start, makin sering pula kapasitor membantu untuk menggerakkan motor pada awal putarannya. Hal ini menyebabkan starting kompresor menjadi terbakar.
b. Terlalu lama kumparan bantu starting winding bersambung ketika start. Jika hal ini terjadi maka perlu dilakukan penaikan tegangan, kemudian periksa relay jika rusak maka diganti.
c. Kemungkinan adanya gangguan pada relay
d. Kemungkinan kapasitas kapasitor tidak sesuai
e. Terminal kapasitor konsleting karena adanya air.

6. Bagian relay terbakar
   Jika relay rusak, maka dynamo dan kompresor tidak akan bekerja atau sebaliknya beekrja terus menerus tanpa berhenti secara otomatis. Relay yang rusak kemungkinan disebabkan oleh;
a. Adanya arus dan tegangan yang rendah atau sebaliknya
b. Adanya running kapasitor yang tidak sesuai
c. Adanya relay yang terus bergetar
d. Mungkin relay tidak cocok dengan spoel running.

7. Running kapasitor terbakar
   Jika running kapasitor terbakar akan mengganggu dan mempengaruhi daya kerja mesin, hal ini bias disebabkan oleh;
a. Arus dan tegangan melebihi batas
b. Ratting tegangan tidak cocok dengan kapasitor
c. Terminal kapasitor basah dan terjadi konsleting

8. Refrigerator suction terlalu panas
    Refrigerator suction yang terlalu panas dan tidak dingin termasuk suatu gangguan. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Biasanya pada suction memang dalam keadaan tempeartur tinggi tapi kadang kala berubah‐ubah. Jika tidak berarti ada kesalahan pada rengkaian evaporatormaupun yang lainnya. Dimungkinkan karena;
a. Pintu lemari es (mesin) pendingin sering dibuka
b. Rak dalam ruangan kulkas terlalu penuhsesak isinya
c. Makanan yang masih panas langsung dinamukkan ke dalam ruang kulkas
d. Kebocoran pada karet perapat pintu
e. Lampu pada ruang kulkas tidak bias mati secara otomatis
f. Kesalahan dalam pengaturan thermostat (biasanya kesalahan pada penyetelan, yakni disetel pada posisi warmer, padahal jika dijumpai refrigerator suction yang terlalu panas, hendaknya thermostat disetel pada posisi colder)
g. Fan (kipas) sirkulasi dingin tidak normal kerjanya
h. Katub penghisab pada kompresor tidak normal. Hal ini disebabkan karena gas Freon tidak bias dihisap oleh katub tersebut sehingga terjadi tekanan pada suction line.

9. Gangguan berupa suara berisik Kemingkinan suara berisik pada mesin pendingin disebabkan oleh;
a. Adanya pipa yang berhimpitan dengan cabinet
b. Adanya skrup atau baut yang kurang keras atau terlepas
c. Mungkin pada fan ada kerusakan
d. Mungkin pada kompresor terjadi kerusakan Jika memungkinkan untuk diperbaiki lagi maka diperbaiki tetapi kalau kerusakan fatal sebaiknya diganti dengan komponen yang baru.
10. Kompresor macet
      Motor berputar jika mendapat tegangan, tetapi kompresor tidak bekerja. Karena kompresor tidak bekerja maka gas Freon dalam rangkaian pipa akan pasip. Penyebab kompresor macet bias disebabkan oleh hal‐hal sebagai berikut;
a. Adanya katub yang sudah aus (bila rusak hendak diganti dengan yang baru)
b. Mungkin minyak pelumasnya berkurang (biasanya terjadi pada kompresor yang menggunakan piston)
c. Mungkin kompresor terlalu panas, sehingga ruang silinder akan mengembang sehingga menyebabkan penyempitan pada silinder sehingga menjadi macet (biasanya terjadi pada system menggunakan piston), sebaiknya ganti dengan yang baru.
d. Mungkin terjadi kebocoran pada silinder atau kebocoran minyak pelumas