Senin, 04 Februari 2013

AC (AIR CONDITIONER)


                                                      AC (AIR CONDITIONER)

 Proses Pendinginan Ruangan
Proses pendinginan ruangan yang terjadi adalah sebagai berikut: pertama-tama motor penggerak bergerak maka kompresor akan berputar. Cairan referigeran dingin mengalir melalui coil evaporator dan mengabsorbsi panas dari udara yang melewati coil, sehingga timbul proses penguapan (evaporasi) dari cairan yang menjadi gas freon tanpa merubah temperatur freon (latent heat). Gas freon dialirkan ke kompresor. Dengan berputarnya kompresor ,maka referigeran (dalam wujud gas) akan naik suhu maupun tekananya. Hal ini disebabkan molekul-molekul freon saling tabrakan akibat adanya kompres. Kemudian gas bertekanan tinggi  dan bersuhu tinggi tersebut mengalir dalam pipa-pia menuju kondensor. Dengan adanya  media pendingin pada kondensor, maka panas dari refrigeran dilepaskan ke lingkungan.

Setelah keluar dari kondensor refrigeran akan melewati filter untuk menyaring kotoran-kotoran yang tidak digunakan dalam porses selanjutnya. Setelah dari  kondensor suhu referigeran perlahan-lahan akan berkurang dan berubah menjadi bentuk cair dan bertekanan tinggi. Kemudian gas tersebut mengalir terus  sampai pada katup ekspansi (expansion valve). Didalam katup ekspansi gas dipaksa mengalir melalui lubang kecil sehingga temperatur dan tekanannya menjadi turun sesuai dengan kondisi yang dapat diterima evaporator. Hal ini terjadi karena setelah gas melewati lubang kecil dan berujung pada pipa yang berukuran lebih besar, sehingga terjadi pengembunan gas. Sebelum mengalir ke evaporator maka gas refrigeran yang belum disalurkan ke evaporator disimpan sementara pada receiver (wadah penampungan) atau sering juga dikatakan sebagai pipa saluran balik (liquid return line). Gas yang mengalir pada pipa evaporator sudah dalam berbentuk cair yang bersuhu rendah dan bertekanan rendah. Kemudian gas-gas dingin in mengalir dalam pipa evaporator dan panas yang ada  dalam ruangan akan diserap gas dingin sehingga udara panas yang terdapat dalam ruangan menjadi dingin dan kemudian ditupkan kembali dengan menggunakan kipas evaporator ke dalam ruangan menjadi dingin. Dan siklus ini akan terjadi berulang kali sampai kompresor berhenti bergerak memompanya.


Komponen pendukung:
A.    Kompresor
Kompresor terdiri dari motor penggerak dan torak untuk kompres (penekan). Dalam kompresor terdapat dua proses yaitu :
-          Suction (langkah isap) : pengisapan refrigeran dari evaporator oleh kompresor, sehingga tekanan refrigeran pada evaporator tetap rendah. Hal ini memungkinkan proses penguapan refrigeran pada temperatur rendah.
-          Discharge (langkah kompresi) : penekanan uap refrigeran oleh kompresor menyebabkan tekanan uap refrigeran   menjadi makin tinggi, sehingga temperatur uap dan tekanan refrigeran juga makin tinggi.
Kompresor merupakan jantung dari sistem pendinginan. Kompresor berfungsi :
-          Untuk mengalirkan uap refrigeran yang mengandung sejumlah panas dari evaporator.


Untuk menaikkan suhu dan temperatur refrigeran sampai mencapai titik saturasinya, titik tersebut lebih tinggi daripada temperatur medium pendinginnya. (Gunawan,148)

B.    Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem pendingin yang berfungsi untuk melepas kalor ke lingkungan atau bisa juga dikatakatan untuk menghilangkan panas refrigerant yang diabsorbsi pada cooling dan mengembangkan uap refrigerant menjadi phase cair. Bagian kondensor biasanya diberi kipas untuk menghisap udara yang melewati celah alat penukar kalor.
Proses pemindahan panas dan proses kondensasi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1.      Pendinginan dengan air (water cooled condensed)
Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari uap Freon ditransmisikan ke dalam cairan air melalui coil.
2.      Pendinginan dengan udara (air cooled condenser)
Uap Freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas dari uap freon yang ditransmisikan ke udara dingin melalui refrigerant menuju condenser berupa uap panas, kemudian keluar dalam bentuk cairan refrigerant yang panas.
Penambahan kipas pada kondensor dimaksudkan untuk meningkatkan laju aliran udara sehingga mempercepat proses pelepasan kalor ke lingkungan. Semua sistem pendingin melepaskan kalor ke udara. Sekalipun terdapat usaha-usaha dimana kalor yang dilepaskan dari daur sistem refrigerasi itu digunakan untuk pemakaian lain seperti kalor dilepaskan ke suatu kumpulan air yang berdekatan. Kondensor berpendingin udara pada umumnya lebih banyak digunakan untuk mesin-mesin pendingin. Tetapi untuk menghasilkan pendinginan dengan daya yang lebih besar maka umumnya menggunakan kondensor berpendingin air, dimana pada kondensor berpendingin air berlangsung proses kombinasi perpindahan kalor dan massa. Dengan salah satu alat evaporatif, suhu kondensasi biasanya dapat juga dijaga tetap lebih rendah dibandingkan dengan jika menggunakan suatu kondensor berpendingin udara karena suhu kondensasi dalam menara pendingin atau kondensor evaporatif ideal mendekati suhu bola-basah udara, berbeda dengan di dalam kondensor berpendingin udara yang mendekati suhu bola-kering udara. (Wilbert,220)
Kapasitas kondensor udara biasanya dinyatakan dalam BTU/jam untuk kondisi yang berbeda. Oleh karena pabrik telah menetapkan luas faktor permukaan dan faktor  dari bahan, maka kapasitas kondensor hanya tergantung pada temperatur rata-rata antara udara dengan refrigeran di dalam pipa kondensor. Karena kebanyakan kondensor udara dari pabrik telah dilengkapi dengan fan/blower, maka jumlah udara yang bersikulasi melewati kondensor juga telah tertentu jumlahnya, maka temperatur udara rata-rata melewati permukaan kondensor dihitung hanya temperatur dry bulbnya saja, pada saat udara masuk dan besarnya beban kondensor. Dengan demikian kapasitas kondensor berbanding lurus dengan perbedaan temperatur antara temperatur dry bulb udara masuk dengan temperatur kondensasi di kondensor. Perbedaan temperatur ini disebut : temperatur split yaitu beda antara temperatur kondensasi dengan temperatur udara luar. (Gunawan,169)

C.    Saringan
 Saringan terdiri atas silica gel dan screen. Silica gel berfungsi menyerap kotoran, air, sedang screen yang terdiri dari kawat kasa yang halus gunanya untuk menyaring kotoran dalam sistem, misalnya seperti potongan timah, karat dan lain-lain. Ini disebabkan karena didalam sistem diusahakan bebas dari kotaran.
Saringan dipasang dengan pipa kapiler/kran ekspansi, bagian saringan yang disambungkan dengan refrigeran control disambung lebih rendah dibandingkan dengan bagian saringan yang disambungkan dengan kondensor agar hanya refrigeran cairan mengalir masuk ke pengontrolan refrigeran. (Sumanto,10)

D.     Pengontrol Cairan Refrigeran
Pengontrol refrigeran adalah alat yang berfungsi mengatur jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator dan untuk menurunkan tekanan dari cairan bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan rendah. Jenis alat kontrol ini ada 4 jenis yaitu :
1.      Pipa kapiler
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur jumlah cairan refrigeran yang mengalir. Diameter pipa kapiler biasanya antara 0,030 sampai 0,085 inchi, tergantung dari kapasitas mesin pendinginnya. Penggunaan pipa kapiler pada mesin pendingin akan mempermudah pada waktu start, karena dengan menggunakan pipa kapiler pada saat sistem tidak bekerja tekanan pada kompresor dan evaporator cenderung sama. Hal ini berarti meringankan tugas kompresor pada waktu start.
Waktu keluar dari pipa kapiler (sebelum masuk ke evaporator) suhu dan tekanannya menjadi lebih rendah dari semula. Untuk lebih menurunkan suhu cairan refrigeran maka dipergunakan sistem penukar panas (heat exchanger). Caranya ialah sebagian pipa kapiler dan sebagian saluran hisap (suction line) didempetkan atau sebagian pipa kapiler dimasukkan ke dalam pipa saluran hisap. (Sumanto,11)
2.      Katup Ekspansi Otomatis (automatic expansion valve)
Katup Ekspansi Otomatis (automatic expansion valve) sering juga dikatakan sebagai katup ekspansi pada tekanan evaporator yang tetap, karena katup ini mempertahankan tekanan keluar yang tetap walau terjadi perubahan pada tekanan cairan yang masuk, beban atau kondisi lainnya. . (Sumanto,12) 
3.      Katup Ekspansi Thermostatis
Katup ekspansi thermostatis atau disebut juga dengan katup ekspansi berkendali superheat (panas lanjut). Jenis alat ekspansi yang paling sering digunakan untuk sistem refrigerasi berukuran sedang dan juga pada pendinginan majemuk. Katup ekspansi ini juga biasa dipakai pada penyegaran udara. Katup ekspansi thermostatik mengatur laju aliran refrigeran cair yang besarnya sebanding dengan laju penguapan evaporator.
Keadaan panas lanjut gas hisap menggerakkan katup ekspansi thermostatik sebagai berikut : bola kecil yang diisi dengan cairan refrigeran yang sama dengan sistem. Fluida di dalam bol tersebut disebut fluida daya (power fluid). Bola peraba ini ditempelkan pada saluran keluar evaporator sehingga suhu bola dan fluida daya tersebut sangat dekat dengan suhu gas hisap (suction gas). Tekanan dari fluida ini memberikan dorongan ke sisi atas difragma, sedangkan tekanan evaporator menekan dari arah bawah. Disamping itu, terdapat sebuah pegas pada tangkai katup yang memberikan sedikit gaya ke atas agar katup tetap tertutup hingga terbentuk tekanan yang lebih tinggi dari arah atas diafragma yang mengatasi gaya pegas dan tekanan evaporator. Agar tekanan di atas diafragma lebih tinggi, maka fluida daya harus bersuhu tinggi dari suhu jenuh di dalam evaporator. Oleh karena itu gas fluida harus lanjut panas agar mendapat fluida daya di atas tekanan yang membuka katup. (Wilbert,258)
4.      Katup Ekspansi Listrik (Thermo electric)
Katup ekspansi listrik menggunakan thermistor, yang diekspos langsung pada refrigeran (pada pipa isap), untuk mengontrol membukanya jarum pada katup ekspansi. Sistem ini tidak menggunakan elemen tekanan seperti pada katup ekspansi thermostatis.
Tahanan listrik pada thermistor berubah dengan perubahan suhunya. Kenaikan suhu mengurangi tahanan thermistor. Oleh karena itu, pada tegangan yang diberikan kenaikan suhu tersebut menambah besarnya arus listrik. Kenaikan arus memanaskan bimetal pada bodi katup sehingga menjadi bengkok dan membuka katup.
Pada pemasangan katup ekspansi thermal electric. Thermistor A ditempatkan pada kotak langsung dengan uap refrigeran di dalam pipa isap dari evaporator. Transformator tegangan rendah sebagai sumbernya yang dihubungkan seri dengan mekanik pengontrol katup ekspansi sedemikian rupa sehingga kenaikan arus pada thermistor menyebabkan katup ekspansi lebih membuka sehingga arus refrigeran yang masuk evaporator makin besar. Kenaikan arus menyebabkan jarum katup membuka sedangkan penurunan arus menutup katup. Dengan demikian aliran refrigeran terkontrol. Katup ekspansi thermal electric tidak tergantung pada tekanan evaporator. Katup ini menghambat aliran refrigeran dan mengontrol superheat (panas sumber) pada pipa isap untuk mencegah banjirnya kompresor.
Berhentinya operasi siklus dimungkinkan dengan salah satu cara. Satu hal, katup ekspansi “thermal electric” secara listrik dapat dihubungkan paralel dengan sistem yang mengerjakan.

E.    Evaporator
Pada kebanyakan evaporator, refrigeran mendidih di dalam pipa-pipa dan mendidihkan fluida yang lewat di luar pipa tersebut. Evaporator yang mendidihkan refrigeran di dalam pipa biasa disebut evaporator ekspansi langsung (direct expansion evaporator).
Evaporator ekspansi langsung yang digunakan untuk pengkondisian udara biasanya disuplay oleh katup ekspansi yang mengatur aliran sedemikian sehingga uap refrigeran meninggalkan evaporator dalam keadaan sedikit panas-lanjut. Jenis lainnya adalah evaporator dengan pendauran ulang cairan refrigeran (liquid recirculation). (Wilbert,238)
  
F.     Refrigeran (Bahan Pendingin)
Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya untuk mengambil panas dari evaporatir dan membuangnya ke kondensor. Karakteristik thermodinamika refrigeran antara lain meliputi temperatur penguapan, tekanan penguapan, temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan sutau jenis pendinginan diperlukan refrigeran dengan karakteristik thermodinamika yang tepat. Adapun syarat-syarat umum untuk refrigeran adalah :
1.      Tidak beracun dan tidak berbau merangsang.
2.      Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, pelumas dan sebagainya.
3.      Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
4.      Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
5.      Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
6.      Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.
7.      Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembunan (kondensasi) harus sekecil mungkin.
8.      Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator sebesar-besarnya.
9.      Tidak merusak tubuh manusia.
10.  Konduktivitas thermal yang tinggi.
11.  Viksositas dalam fase cair maupun gas rendah agar tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolaor listrik.
12.  Konstanta dielektrik dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
13.  Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
Refrigeran yang umum dipakai pada mesin pendingin adalah : refrigeran fluorinated (CFC), ammonia (NH3) dan beberapa refrigeran sekunder. Dan yang umum digunakan pada mesin pendingin ruangan adalah refrigeran CFC. Refrigeran CFC yang paling umum adalah R11, R12, R22, R502. (Sumanto,19)

Refrigeran
Kompresor
Keterangan penggunaan
R11
Sentrifugal
Pendinginan air sentrifugal
R12
Torak
Sentrifugal
Penyegar udara, refrigerasi dan pendinginan
Pendinginan air sentrifugal
R13
Torak
Refrigerasi temperatur sangat rendah
R21
-
Pendingin kabin alat pengangkat
R22
Sentrifugal
Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya, pendinginan, beberapa unit refrigerasi, unit temperatur rendah
Pendingin air sentrifugal temperatur rendah ukuran besar
R113
Sentrifugal
Pendingin air sentrifugal temperatur rendah ukuran kecil
R114
Torak
Sentrifugal
Pendingin kabin alt pengangkat
Pendingin air sentrifugal
R500
Torak

Sentrifugal
Refrigerasi pada umumnya dan pendinginan, misal penyegar udara
Pendingin air sentrifugal temperatur rendah
R502
Torak
Lemari pamer, unit temperatur rendah, refrigerasi dan pendinginan pada umumnya
R717
Torak


Sentrifugal
Unit pembuat es, ruang dingin, pendinginan larutan garam, peti es, pendinginan pabrik (proses) kimia
Ring es, pendingin larutan garam, pendinginan pabrik (proses) kimia
                             Tabel penggunaan refrigeran

G.    Motor penggerak
Untuk memutar kompresor diperlukan mesin penggerak. Untuk keperluan tersebut mesin penggerak yang paling sering digunakan adalah motor listrik. Motor listrik yang paling sering digunakan untuk kompresor tipe hermetis adalah : capasitor start indunction, capasitor start, capasitor run, permanent split capsitor. Sedangkan motor-motor yang digunakan untuk kipas kondensor dan evaporator adalah : split phase dan shaded pole, motor kapasitor dan motor permanent split capasitor.

H.     Rangkaian Listrik Pengontrol
 Ada bermacam-macam rangkaian listrik pengontrol yang biasanya digunakan pada mesin pendingin ruangan.
Sistem kontrol pada mesin pendingin ruangan adalah :
1.      Motor cyling controls
Thermostat
Pressure motor control
2.      Motor starting relays
Relay arus
Relay tegangan
Relay thermal (hot wire)
a.       Pengatur suhu thermostat
Jenis sensing bulb adalah jenis thermostat yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis bimetal dan jenis thermistor. Fungsi dari thermistor adalah:
-          mengatur batas-batas suhu dalam ruangan/suhu pada evaporator
-          mengatur lamanya kompressor berhenti
-          menghentikan dan menjalankan kembali kompresor secara otomatis.
Pada ujung pipa kapiler dari thermostat biasanya terdiri dari sebuah bulb yang berisi cairan yang mudah menguap. Sensing bulb menempel pada evaporator, pipa kapiler menghubungkan sensing bulb dengan kontrol pengatur suhu.
Pada pengatur suhu, membuka atau menutupnya kontak-kontak harus dalam waktu yang singkat untuk menghindari loncatan bunga api yang terjadi. Loncatan bunga api akan mempercepat kerusakan dari kontak itu sendiri.
Untuk mendapat gerakan membuka/menutup yang cepat dapat dipakai :
1.      Sistem per/toggle
2.      Sistem magnet permanen
Apabila suhu evaporator dingin, cairan pada sensing bulb akan mengkerut sehingga bellows akan tertekan oleh per ke bawah  dan kontak-kontak terbuka dan motor berhenti.
Apabila suhu evaporator sudah panas cairan pada sensing bulb akan merasakan perubahan tersebut dan menguap sehingga tekanan bellows naik dan kontak-kontak menutup sehingga motor berjalan lagi.
Selain pada mesin pendingin ruangan (air conditioner room) sistem toggle sering juga digunakan pada mesin refrigator (kulkas), frezer.
b.      Relay Tegangan
Kontak-kontak relay (waktu tak ada aliran listrik) dalam keadaan tertutup (normaly closed). Mempunyai lilitan (coil) yang sangat halus dan jumlah lilitan yang banyak sehingga tahanannya besar dan arusnya sangat kecil. Waktu motor mulai jalan (start), tegangan turun, tetapi setelah motor mecapai hampir mencapai putaran penuh, tegangannya naik dan tegangan relai naik pula, maka akan terjadi magnet yang kuat dan kontak akan terputus.
c.       Sistem Pengaman
Sistem pengaman listrik yang paling umum dipakai pada mesin listrik adalah dengan menggunakan sekering. Pada motor listrik, sekering harus cukup besar agar pada waktu start tidak putus.  Pada waktu motor berjalan, motor menarik arus lebih tetapi sekering tidak putus (meskipun kumparan motor sudah sangat panas). Untuk menghindari kejadian tersebut maka kompresor hermetis biasanya menggunakan protektor beban lebih (over load protector) yang memakai bimetal yang dilengkapi pemanas. Bekerjanya dipengaruhi oleh arus yang mengalir melebihi batas atau panas dari motor atau kompresor. Bimetal dihubungkan dengan kontak-kontak, yang akan membuka kontaknya apabila arus yang lewat terlalu besar atau menerima panas dari motor atau kompresor yang terlalu dingin. Setelah beberapa saat motor dan kompresor menjadi dingin dan kontak-kontak terhubung kembali.

I.    Spesifikasi AC
a.       Table spesifikasi AC

Ruangan
(m2)
Kapasitas
AC
(PK)
Kapasitas
Pendinginan
(Btu / jam)
Daya listrik
(watt)
Arus Listrik
(A)
10
½
5000 - 5.500
400 -570
1,8 -2,6
14
¾
7000 – 7.500
600 – 800
2,7 -3,6
18
1
8.500 – 9000
750 – 950
3,4 -4,3
24
1 ½
12.000
1.100 – 1.300
5,0 – 5,9
36
2
18.000
1.800 – 1.950
8,2 – 8,9
48
2 ½
24.000
2.350 -2.800
13,2

Kapasitas
AC
(PK)
Kapasitas
Pendinginan
(Btu / jam
Jarak maksimum outdoor – indoor (meter)
Panjang pipa standar (meter)
Panjang pipa maksimum
(meter)
1- 1 ½
5000 – 14. 000
7
4 – 7
13
2 – 2 ½
18. 000 – 24.000
13
4 - 7
25
    








b.    Tabel  penggunaan kabel listrik
Kapasitas
AC
(PK)
Kapasitas
Pendinginan
(Btu / jam)
Diameter kabel
(mm2)
Kode yang tertera
½
5000 - 5.500
1
NYM 3X1,0 mm2
¾
7000 – 7.500
1
NYM 3X1,0 mm2
1
8.500 – 9000
1,5
NYM 3X1,5 mm2
1 ½
12.000
1,5
NYM 3X1,5 mm2
2
18.000
2,5
NYM 3X2,5 mm2
2 ½
24.000
2,5
NYM 3X2,5 mm2

c.      Tabel penggunaan pemutus arus
Ukuran AC (PK)
Ukuran Pemutus Arus
Jenis Pemutus Arus
½
6
Stop kontak
¾ - 1
10
Stop kontak
1 ½
16
MCB
2
25
MCB
2 ½
35
MCB







                                Gambar. Proses terjadinya pendinginan udara





                          TRIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG


0 komentar:

Posting Komentar